Gagal
Pernah merasa sesuatu tidak berjalan seperti yang kamu harapkan?
Setelah lulus sekolah SMK banyak yang ingin kerja. Setelah berjalan ada beberapa orang memang mendapat pekerjaan yang diimpikan, sedang sisanya ada yang kuliah bahkan ada yang nganggur.
Beberapa tahun berlalu, semua mulai berjalan. Ada yang bekerja tidak sesuai major, ada yang kuliah dan menemukan hal-hal baru.
Contohnya lain yang aku ambil dari kata temanku saat ngobrol. Kita pernah punya target menikah diusia tertentu. Namun saat mendekati target bahkan melewati, harapan itu belum juga terwujud. Namun nyatanya kita masih baik-baik saja.
Dalam hidup rasanya kita banyak gagal daripada sesuai yang kita harapkan. Rasanya kita terjebak pada pola bahwa gagal itu hasil dari kesalahan. Karena dari awal kita diajarkan untuk berhasil, tapi tidak diajarkan mengelola kegalalan.
Dulu kalau tidak naik kelas berarti gagal, tidak lulus sekolah berarti gagal. Yang gagal, sekarang masuk militer, sedangkan yang naik kelas dan lulus hidup layaknya masyarakat sipil biasa.
Apakah menjadi masyarakat sipil adalah kegagalan? Siapa bilang! Orang semakin dewasa mampu mengelola orientasi kedepan ingin seperti apa (meskipun terkadang tak jarang mengalami kegagalan). Sedangkan saat kecil kita ditanya cita-cita. Tentunya akan mengacu pada suatu hal yang umum dan familiar dimasyarakat.
Aku dulu tidak pernah tau ada pekerjaan sebagai pejabat publik, CEO, Manager dan banyak lagi yang tidak populer diwaktu aku kecil. Seakan hal-hal ini menjadi opsi kesekian setelah hal yang diinginkan tidak tercapai.
Tapi apakah gagal? Kalau mau bilang gagal boleh saja, namun gagal di keinginan pertama bukan keinginan lainnya, karena ada banyak opsi-opsi lain yang bahkan kita belum tahu pada keinginan awal.
Jadi apakah kamu gagal?
Kalau aku, banyak gagalnya, tapi kesempatan lain selalu ada, bahkan yang tidak terpikirkan sebelumnya.