Berbenah
Media sosial membuatku overthinking dengan konten-konten yang memberikanku informasi baru, yang menimbulkan dopamine dan memaksaku menerimanya.
X dipenuhi dengan postingan konflik dan kabar-kabar negatif setiap hari. Beranda facebook yang dulu menyenangkan sekarang tampil postingan orang yang bahkan tak aku kenal.
Bukan orang yang berteman denganku di platform milik Zuckerberg itu, juga bukan orang yang aku ikuti untuk updatenya. Algoritmanya sudah berubah.
Sedangkan aplikasi Instagram kemarin aku hapus. Aku bahkan tak berani login ke akunku yang mengikuti Farida. Setiap kali aku melihatnya aku langsung rindu, namun aku tak bisa berbuat apapun.
Oh iya, Da, sekarang aku tak tahu hal apa lagi yang ingin aku obrolkan denganmu dan ingin aku tawarkan padamu, sedangkan hatiku sudah tertaut padamu, sedih setiap hari jika ingat tentangmu. Namun sepertinya kamu tak seperti aku, mungkin juga tidak terfikirkan tentangku.
Aku ingin menjadi kuat, aku ingin berbakti kepada orang tuaku. Seperti orang tua lainnya, aku melihat mereka berharap padaku. Ingin aku menikah dan punya pekerjaan yang baik. Mereka tak menuntut banyak, mungkin aku saja yang terlalu bebal.
Da, jika aku bisa memilih, aku ingin menikah denganmu. Namun apa lagi yang bisa aku tawarkan padamu. Sepertimu menurut pandanganku, aku sekarang ingin mencoba untuk ditemukan oleh seorang perempuan yang menginginkanku.
Jika itu kamu, Farida, maka aku akan menerimamu. Dan jika itu seseorang yang lain, aku aku berusaha membantunya bahwa dia memang ingin bersamaku. Aku akan membantunya, sehingga tidak hanya dia yang menemukanku, namun aku juga menemukannya.