An Important Note for Farida Utami
Tulisan ini untuk, Farida.
Hari ini aku kerumahnya dan membuatnya kecewa. Sebenarnya aku ingin bicara berdua agar tidak ada orang lain yang belum saatnya mendengar.
Aku ingin membantunya berfikir agar tidak segala hal dibebankan padanya. Agar dia mendapatkan hak yang dia harusnya penuh miliki.
Aku ingin hadirku membuatnya sembuh dari luka orang-orang yang hanya perduli dengan hartanya, bukan dirinya dan keluarganya.
Aku tahu keluarganya dan ingin mengenal keluarganya serta tidak pergi setelah mengetahui hal-hal tentang keluarganya. Aku sadar tidak ada keluarga yang sempurna.
Aku tahu kakak beda ibu darinya, yang anak juga punya karir yang sama.
Aku tahu dia (Farida) tulang punggung keluarganya. Menghidupi adik-adiknya, ibunya dan kakaknya.
Aku tahu orang yang bekerja dengannya, yang menyuruhnya sibuk mengerjakan administrasi, namun beberapa hal penting tidak dalam kendalinya.
Da, keluargamulah yang lebih baik membicarakan urusan antar keluarga, bukan orang lain yang ikut campur dan mempengaruhi, sekalipun dia adalah orang yang dipercaya. Dia (Farida) harusnya bisa menganalisa.
Kemudian yayasan, dia (Farida) perlu orang-orang yang bisa dipercaya, mampu bergerak dan tidak dipengaruhi satu orang saja.
Da, aku ingin membantumu berfikir, mungkin hari ini sebatas itu. Jika aku keluargamu, mungkin aku bisa membantumu berfikir dan bertindak.
Aku membatasi, Da. Membatasi gerakku. Jika aku bisa, aku ingin segera membantumu. Tapi bagaimana, gerakku terbatas.
Aku ingin segera membantunya agar dia bisa bebas atas dirinya. Membantu keluarganya mandiri, seperti katanya.
Aku berharap menikah dengannya tahun ini, 2025. Namun sepertinya hal yang sangat sulit. Sehingga aku berserah pada tuhanku.
Jika berbicara tentang egoku, maaf, aku juga berfikir tentang ibuku yang semakin menua, bapakku yang semakin rapuh. Mereka ingin aku menikah. Dan nenekku yang semakin renta, berharap melihat cucunya ini segera menikah.
Aku menantikannya (Farida) sejak 2023 lalu untuk menjadi istriku.
Maaf ya jika aku tidak mampu berbicara banyak dihadapanmu, Da. Aku mencintaimu dan yang aku butuhkan hanya bersamamu.
Aku berserah tapi tak menyerah.
Tuhan, yang punya kuasa atas segalanya.
---
Jika postingan ini salah, katakan saja padaku. Katakan yang sebenarnya padaku.
Maaf, untuk hal-hal yang aku tidak tahu tentangnya yang aku pikir sepihak.