Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kaum Vested Interest Mlete

Karena PPKM tidak sedikit warung kopi yang tutup disekitaran kota. Namun banyak yang masih buka di wilayah desa. Memang tujuannya untuk menghindari penyebaran wabah di kala pandemi sekarang ini.




Diskusi di kantor hari ini masih saja membosankan. Aku lebih suka membaca blog atau kalau bisa sih buku, lebih menarik. Atau mendengar diskusi pada orang-orang di warung kopi sekitar kota juga tak kalah menariknya. Mungkin karena sesuatu yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Atu juga sesuatu yang sangat familiar aku dengar, sehingga aku bisa menikmatinya. Bagimanapun juga, membaca adalah kenikmatan yang berbeda. Namun buku harus dibaca semuanya.

Sedangkan jika membaca pada blog atau web di internet, aku bisa membaca ringkasan. Memang betapa aku ini harusnya sering membaca buku juga agar bisa mereviewnya melalui blog ini.

Regulasi yang dibuat pemerintah dan diberitakan media-media  baik mainstream ataupun media sosial menyebabkan persepsi yang beragam di masyarakat.

Kaum millenial seperti saya yang terlanjur nyaman dengan kekayaan dan hidup mewah terkesan menyalahkan masyarakat kelas bawah (ini hanya contoh hehe). Tak heran, beberapa dari kami selalu begitu.

Beberapa orang (tidak semuanya) yang punya gaji bulanan pernah menyalahkan (memberi solusi juga) masyarakat karena tidak patuh protokol kesehatan dimasa pandemi ini. Pernah aku baca, himbauan dengan umpatan-umpatan melalui media sosial. Namun bagaimana, kita sama-sama tak tahu bagaimana middle class memandang kehidupan lower class. Begitupun sebaliknya. Kita hanya melemparkan pertanyaan dan mencoba memberi solusi. Tak jarang aku dapati masyarakat yang hanya mencari pelepah pisang untuk dijual. Bagaimana mereka dapat mengurangi mobilitas? Bingung juga kan. Pun begitu seharusnya kita tidak bisa menelan mentah-mentah suatu hal atauoun itu kebijakan. Ini maksudnya aku, iya aku seharusnya belajar tidak menelan mentah-mentah.

Jika saja , kaum millenial (kaya' saya ini) konsumtif ini yang erat hubungannya dengan "vested Interest" mau memberikan separuh gajinya kepada masyarakat kelas bawah, mungkin saja akan jauh lebih memudahkan masyarakat daripada sekedar himbauan dan himbauan saja. Misalnya UMK di kota minyak ini sebesar Rp.2.050.000,-. Sebanyak Rp. 1.000.000,- atau Rp. 500.000,- diberikan kepada masyarakat kelas bawah. Harusnya dapat membantu masyarakat kelas bawah ini.

Daripada harus membeli baju, sepatu baru ataupun gadget yang wajib di beli tiap dua kali gajian untuk sekedar menyenangkan perasaan.

Sebenarnya sederhana sih untuk kaum kelas bawah (saya juga temasuk ya). Setiap hari lauk bisa dengan tempe goreng dan sambel tomat disajikan selagi hangat waktu lapar sudah nikmat sekali.

Kenapa hal-hal gila (konsumtif) seperti itu harus selalu terlintas di media dan menjadi stereotipe yang seolah keren pada benak kaum-kaum millenial (kaya' saya). Sedangkan juga para trendsetter media masih saja terbawa arus. Terkadang mereka tidak menenangkan, malah menjadikan banyak masyarakat biasa ini khawatir. Himbauan harusnya di sampaikan dengan kasih sayang, bukan umpatan-umpatan. Kita ini sebagai kelas menengah dalam ekonomi dan dalam pemikiran sebenarnya manusia yang bagaimana sih



"Masyarakat Borjuis"
Buat L.B.S.
oleh: Soe Hok Gie


Ada suatu yang patut ditangisi
Aku kira kau pun tahu
Masyarakatmu, masyarakat borjuis
Tiada kebenaran disana
Dan kalian selalu menghindarinya.

Aku selalu serukan (dalam hati tentu)
"Wahai, kaum proletar sedunia"
Berdoalah untuk masyarakat borjuis.

Ada golongan yang tercampak dari kebenaran
Dan berdiri atas nilai kepalsuan
Aku kira, tiada bahagia disana
Sebab tiada kasih, kebenaran dan keindahan
dalam kepalsuan
Aku akan selalau berdoa baginya
(Aku sendiri tak percaya pada doa, maaf)
Aku kira anda tiada kenal kasih
(Nafsu tentu ada)
Apakah bernilai dengan uang
Dan padamu, kawan
Semua adalah uang, perhitungan saldo
Tiada yang indah dalam kepalsuan
(Engkau tentu yakin?)
Di sinilah a moral ditutup oleh a moral
Di sinilah tabir-tabir yang terlihat
Dan sering kali aku bersepeda sore-sore
Bertemu dengan gadismu (borjuis pula)
Aku begitu sedih dan kasih
Aku begitu sedih dan kasih
Ya, Tuhan (aku tak percaya Tuhan)
berilah mereka kebenaran
Aku tabu
Gadis cantik di mobil, bergaun abu-abu
tapi bagiku tiada apa.

Posting Komentar untuk "Kaum Vested Interest Mlete"