Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ngopi, Sejarahnya dan Kebiasaan Di Indonesia

Saat sedang pusing kopi, sedang bahagia kopi, lagi diskusi juga kopi. Seakan akan-akan kopi selalu menemai di setiap hal yang kita lakukan.

Beberapa saat lalu, saya dan teman saya sedang malakukan diskusi kecil-kecilan. Karena sudah lama tidak bertemu dan rindu juga tentang aktivitas yang sering kita lakukan dulu. Entah itu menyusun konsep, Menalar solusi dari masalah, ataupun hanya bersantai, selalu ditemani oleh kopi.

Jika ingin melakukan lobby, ajakannya adalah "Ayok ngopi dulu!"
atau saat ingin bersantai maka diajak "Ngopi leh!"
Memang istilah ini tidak asing lagi bagi warga pergerakan, Mahasiswa khususnya dan alumni.
Namun tahukan kamu bagaimana sejarah kopi?

Sejarah Kopi

Dahulu pertama kali kopi ditemukan di dataran tinggi Ethiopia, pada tahun 800 masehi. Saat itu saya yakin kamu belum lahir. Awalnya kopi dengan dibarengi makan yang mengandung lemak di konsumsi oleh bangsa Ethiopia untuk memenuhi kebutuhan protein dan energi, .

Kemudian para saudagar Arab membawa biji kopi dari Ethiopia ke Timur Tengah, serta membudidayakan disana. Dari tanah Arab inilah kata kopi menjadi populer hingga saat ini.
Kopi mengalamai perkembangan yang sangat pesat di di tanah Arab, karena peradabannya yang lebih maju dibandingkan di Afrika dulu. Tumbuhan ini menjadi populer seraya dengan penyebaran agama Islam pada saat itu, hingga mencapai Afrika Utara, Mediterania dan India.

Kemudian saat masuk di Konstantinopel, kopi diperkenalkan oleh Kaisar Ottoman Turki, pada tahun 1435. Disinilah pertama kali ada dan dikenal kedai kopi, yaitu tahun 1475.
Namun yang membawa kopi ke negara-negara lainnya adalah dari Bangsa Eropa saat melakukan penjajahan. Awal masuk ke Eropa pada tahun 1615 oleh saudagar Venezia melalui Turki. Karena pasokan biji kopi tidak mencukupi, akhirnya mereka mulai membudidayakan Kopi disana.

Yang perlu di ketahui bahwa awal kata "kopi" bukan secara langsung ada melainkan melalui proses dari beberapa kata. Bangsa Arab pada awalnya menyebut tumbuhan ini dengan nama"Qahwah" yang berarti "kekuatan". Kemudian mengalami perubahan menjadi "Kahveh" yang diambil dari bahasa Turki, lalu berubah lagi menjadi "Koffie" dalam bahasa Belanda, hingga diserap ke bahasa Indonesia menjadi Kopi.

Di Indonesia sendiri kopi dibawa oleh pemerintah Belanda melalui Srilanka, pada tahun 1699. Tanaman ini dibudidayakan di Jakarta (Batavia), Sukabumi dan Bogor. Selanjutnya diperluas ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra, dan Sulawesi.


Jenis Olahan Kopi

Ada bebera jenis olahan kopi. Baik yang sudah pernah kita nikmati atau yang belum pernah kita temui sama sekali. Biasanya di coffe corner, banyak jenis kopi yang ditawarkan oleh penjual, mulai dari kopi Sumatra, hingga kopi Lokal. Itu kalau di Bojonegoro lho.

Sedikitnya ada 60 jenis Kopi saat ini di dunia. Yang banyak di konsumsi adalah jenis kopi Arabika, (Coffe Arabica) dan Robusta (Coffea Carephora). Arabika adalah jenis kopi tradisional yang mempunyai cita rasa terbaik. Seperti di Indonesia, jenis Kopi ini tumbuh subur, serta di daerah lain yang memilikki iklim tropis.

Sedangkan olahan kopi yang banyak dijumpai adalah kopi hitam (orang disini menyebutnya kopi selir), lalu yang lainnya adalah espresso (mengekstrak biji kopi dengan uap pada suhu panas yang bertekanan tinggi), latte (sama seperti espresso namun dengan perbandingan kopi dan susu 3:1) caffe machiato (sama dengan latte namun perbandingannya 4:1), cappucino (kalau yang ini ditambah susu, krim dan serpihan coklat), dry cappucino (cappucino dengan sedikit krim tanpa susu),  mocca (cappucino namun diberi sirup coklat),  frappe (sejenis espresso, tapi disjaikan dalam keadaan dingin), irish coffe (kopi Irlandia, campurannya kopi dan wiski), kopi tubruk/kopi kothok (kopi yang dibuat dengan memasak kopi dan gula), meyla (kopi dengan penambahan bubuk coklat dan madu), oleng (kopi Thailan dengan komposisi jagung, kedelai dan wijen).


Era kopi di Bojonegoro saat ini

Ini bukan riset yang saya lakukan secara resmi dengan kuisioner, melakukan depth interview, atau lewat polling. Namun hanya pengamatan yang terjadi di setiap tempat/kedai/warung kopi yang ada disini. Kelihatannya bukan ngopinya yang penting, melainkan ada konektivitas internet kecepatan tinggi. Setiap warung kopi disini selalu ramai. Asalkan ada modem untuk berbagi wifi, kopi apapun rasanya sama saja. Karena wifi, ngopi secangkir kecil bisa tahan sampai 2 hingga 3 jam. Meskipun begitu, masih ada warung kopi yang menyajikan olahan wedang kopi yang dianggap bersejarah, serta lebih mengandalkan cita rasa.

Dewasa ini istilah "Ngopi" digunakan untuk ajakan atau hal yang sedang dilakukan di warung atau kedai kopi. misal "ayok ngopi" atau "lagi ngopi nih!". Namun saat di warkop yang dipesan adalah es teh, minuman sachet dan sejenisnya. Mungkin fenomena kopi sudah menjadi kebiasaan yang ada di masyarakat Bojonegoro, sehingga kegaitan apapun yang dilakukan di kedai/warung kopi dinamakan Ngopi. lalu bagaimana dengan daerahmu?

Silahkan berkomentar di bawah.

sumber: USAID

Posting Komentar untuk "Ngopi, Sejarahnya dan Kebiasaan Di Indonesia"